Click here for Myspace Layouts

Popular Posts

CERPEN (Cerita Pendek)

Cinta yang kuharapkan pergi 


                       Salah satu hal yang paling membahagiakan dalam hidup ini adalah ketika seseorang yang kita cintai, mencintai kita. Tapi kalau kita suka sama seseorang dan orang yang kita sukai itu gag suka sama kita gimana coba?? Pasti sakit banget yah? Seperti halnya dengan nasib cinta Laras, anak SMP 1 Ponorogo yang sekarang kelas 3 SMP. Dia lagi suka sama seseorang tapi orang itu gag suka sama dia. Dia suka sama Si Cuek (nama sebutan saja sebelum tahu nama Si Cuek itu) saat kelas 2 SMP, pertama kali Laras bertemu dengan Si Cuek saat dia sama temannya lagi beli jajan di canteen school. Pertama kali dia liat Si Cuek, dia langsung aja suka sama Si Cuek itu.

                       Keesokan harinya Laras penasaran banget sama Si Cuek itu, kok bisanya buat dia jatuh cinta. Saking penasarannya itu, dia minta pertolongan dengan temannya untuk cari tau nama Si Cuek itu. “Lia, kamu tau gag nama cowok yang pakek kacamata yang aku temui di canteen school kemaren?”, tanyanya Laras pada temannya, Lia. “Aku, gag tau Ras. Hayoo, ngapain nanyain si cowok itu? Suka ya? Nanti dech aku tanyain sama temenku, mungkin dia tahu soal si cowok itu”, jawabnya Lia. Laraspun berkata, “hihi, ya suka. Gag tau kenapa aku suka sama dia. Beneran? Kamu mau nanyain soal cowok itu sama temenmu? Wach makasih ya Lia. Kamu memang the best dech.” “Siiip”, terangnya Lia. Lia pun tau siapa nama Si Cuek itu. Dan namanya adalah Alfa. Keesokan harinya, Lia kasih tahu nama si cowok itu kepada Laras. “Laras, Aku dah tahu lho nama si cowok yang kemaren di canteen school”, katanya Lia sambil nyindir Laras. “Hah? Siapa? Ayo donk kasih tahu!!”, tanyanya Laras sambil memaksa Lia. “Namanya adalah.........................Alfa”, jawabnya Lia. “Alfa?”, kata Laras sambil tersenyum kepada Lia. Laras pun cari – cari info mengenai Alfa. Hmmmmm, kayak detektif aja ya nyari-nyari info tentang orang? Maklum namanya juga labil yak. Hahahaha. Beberapa hari kemudian, Laras pun dapat beberapa fakta tentang Si Alfa. Laras tahu nama kelasnya Si Alfa itu. Oh ya, Alfa itu orangnya ganteng lho, manis, tapi gag terlalu pinter amat sich dilihat-lihat sich dia kayak anak malas gitu.. haddeh, ganteng kok malas yah?? Jadi kurang sempurna dech, huuuuh. Hari demi hari, Laras pun sering ngeliatin Alfa dari jarak jauh. Maklumlah ya, kan beda kelas. Saat di sekolah yang ia tunggu ya ketemu sama Alfa. Laras sering liatin Alfa diparkiran sepeda sekolah. Alfa kan dulu pas kelas 2 naik sepeda. Itukan dulu saat kelas 2 SMP, nah sekarang kelas 3 SMP. Sudah 2tahun, Laras masih mencintai Alfa dan mengharapkan Alfa bisa jadi pacarnya. Bener-bener TRUE LOVE yah? Hahay, padahal Alfa itu gag kenal sama Laras. Untungnya di kelas 3 ini, Laras mempunyai teman kelas yang bernama Luna yang mempunyai pacar dan pacarnya adalah sahabatnya Alfa. Laras pun minta pertolongan sama teman kelasnya itu supaya dia mau deketin Laras sama Alfa. “Luna, kamu kenal sama Alfa? Kalau gag salah kelas 9d”, tanyanya sambil memegang tangan kanannya Luna. “Alfa? Dia temennya pacar aku. Emang napa Ras?”, tanyanya Luna kepada Laras sambil berbisik. “Apa? Dia temennya pacar kamu? Gini Na, aku suka sama Alfa saat kelas 2, mau gag kamu deketin aku sama Alfa?”, pintanya Laras pada Luna. “Ok Ras, nanti akan aku bilang sama pacar aku dan deketin kamu sama Alfa”. Akhirnya temennya Laras mau bantuin dia. Pacar temennya Laras itu sudah kasih tahu tentang Laras yang suka sama Alfa. Dan keesokan harinya, Luna kasih tahu soal Alfa ke Laras. “Ras, kemaren pacar aku dah kasih tahu tentang kamu ke Alfa. Tapi........”, kata Luna. “Tapi apa Na? Please kasih tahu aku!”, tanya Laras dengan panik. “Tapi Alfa dah punya pacar Ras. Maaf yah..”, terangnya Luna sambil memegang pundaknya Laras. “Harapanku dah hilang Na buat aku dekat sama Alfa”, ungkap Laras dengan sedih. Betapa sakitnya hati Laras. Laras pun sadar kalau Alfa gag bakalan bisa cintai dia.

                          Tak lama kemudian hari, sahabat cowoknya Laras meng-sms Laras, namanya Reza. “Hmmm, hy Laras lama yah kita gag bertemu?”, Reza. Laras pun membalasnya, “Hehe, iya Za. Apa kabar??”. Reza: “Baik, kamu?”. Laras pun membalasnya lagi, “Gag terlalu baik aku Za, aku habis patah hati”. Reza: “Hmmm, emang siapa yang bikin kamu patah hati?”. Laras: “hmmm, aku gag bisa nyebutin namanya. Aku sedih banget dengar kalau dia punya pacar”. Reza: “Ya udah Ras, gag usah sedih! Kan ada aku." Hatinya Laras pun mulai relax kembali dengan ucapan Reza dan sekarang dia bersemangat lagi. Nama Alfa pun masih tetap ia ingat.

                           Beberapa bulan lamanya, Laras sama Reza semakin akrab meskipun hanya ngobrol lewat sms. Dan Laras pun berpacaran dengan Reza, tapi nama Alfa tetap saja ia ingat. Laras berusaha melupakan Alfa dengan berpacaran dengan Reza. Entah mengapa, Laras tak pernah menduganya, tiba-tiba Alfa mengirimkan sms ke dia. betapa kagetnya Laras. Dan lebih kagetnya, Alfa nembak Laras, dan mengajak Laras bertemu di canteen school besok pukul 12 siang. Laras pun bingung, tapi dia tetap mau bertemu dengan Alfa. Betapa gugupnya dia akan bertemu orang yang ia sukai. Dan akhirnya pun Laras bertemu dengan Alfa. “Hy Laras”, Alfa menyapa Laras sambil tersenyum. “Hy Alfa”, balasnya Laras sambil tersenyum juga. “Laras, kamu dah baca sms ini dari aku kan? Kamu mau gag pacaran sama aku?”, tanya Alfa sambil menunjukkan hpnya. “Hmmm, kenapa sich Al, setelah aku mencoba melupakanmu kamu malah tiba – tiba meminta aku buat jadi pacar kamu? Hatiku sudah terlanjur sakit, mendengar bahwa kamu sudah punya pacar!”, sahutnya Laras dengan penuh marah dan sambil menangis. “Maaf Laras, aku sekarang sudah putus sama pacar aku dan aku baru sadar ternyata kamu lebih tulus mencintai aku. Apakah kamu masih ingin jadi pacar aku?”, ujarnya Alfa sambil memegang tangannya Laras. Laras pun bingung, dia sudah punya pacar tapi dia juga gag mau kehilangan Alfa. Laras membalas perkataan Alfa, “aku butuh waktu dulu ya Alfa!”. Waktu tlah berjalan, tapi Laras belum menentukan pilihannya antara Alfa atau Reza?? Laras slalu memikirkan pilihan yang rumit itu. Dan akhirnya Laras tidak memilih mereka berdua. Laras meminta putus hubungan dengan Reza, dan meminta maaf kepada Alfa kalau Laras gag bisa bersama dia. Sebenarnya Laras mau menjadi pacarnya Alfa, cuman ia sudah punya pacar dan gag mau mengecewakannya. Ya akhirnya dia gag memilih dua – duanya, dia ingin jadi orang yang adil. Pengumuman hasil UANpun telah diumumkan. Setelah pengumuman hasil UAN, keesokan malamnya SMP N 1 Ponorogo mengadakan sebuah acara “Special Moment”. Pada acara itu, Laras bertemu dengan Alfa. “Laras!”, teriaknya Alfa memanggil Laras. “Ada apa?”, tanyanya Laras kepada Alfa dengan halus. “Laras, sebelum kita berpisah. Aku mau kasih kalung ini ke kamu. Kamu pakai yah!”, katanya Alfa sambil memakaikan kalung ke Laras. “Alfa? Aku gag nyangka kamu bakal kasih aku kalung. Makasih ya Alfa, bakal aku simpen terus kok kalung dari kamu”, ucapnya Laras sambil tersenyum manis ke Alfa. “Iya Laras, makasih ya dulu kamu dah sayang sama aku”, ujar Alfa. “Sekarang aku juga masih sayang kok sama kamu, Alfa”, ucapnya Laras dalam hati.

                         Laras melanjutkan SMAnya di Malang, tetapi dia gag tahu Alfa melanjutkan SMAnya dimana. Beberapa bulan kemudian, Laras pergi ke toko bunga yang ada di kota Batu, Malang. Tak disangka di toko bunga itu, Laras bertemu kembali dengan Alfa. “Laras?”, kata Alfa sambil melihat Laras. “Alfa?”, kata Laras yang bersamaan dengan Alfa. “Kamu ngapain disini Laras?”, tanya Alfa. “Aku emang lagi SMA di Malang dan sengaja pergi ke toko bunga buat membeli bunga untuk hiasan rumah baru aku. Kalau kamu Alfa, ngapain kamu kesini?”, tanya Laras . “Aku lagi SMA disini juga karena sekolah disini bagus – bagus. Dan aku pergi ke toko bunga buat beli bunga buat hadiah ulang tahun mama aku”, jawab Alfa. “Wach salam yah buat mama kamu, semoga tante panjang umur dan sehat selalu yah”, kata Laras sambil tersenyum kepada Alfa. “Laras, kamu sudah punya pacar?”, tanya Alfa dengan ragu. “Aku belum punya pacar Alfa, memang kenapa?”, tanyanya dengan bingung. “Gag Ras, hmmm sebenarnya aku masih cinta sama kamu. Mau gag jadi pacar aku? Kalau gag mau juga gag papa kok Ras”, ujar Alfa dengan muka sedih. “Alfa, sebenarnya aku juga masih cinta sama kamu. Gag tau kenapa sulit banget nglupain kamu”, sahut Laras sambil memegang kedua tangan Alfa. “Jadi, kamu mau jadi pacar aku?”, Alfa sambil tersenyum. “Iya Alfa”, kata Laras sambil tersenyum juga. Alfa begitu senangnya mendengar ungkapan isi hati Laras. Mereka pun menjadi sepasang kekasih. Cinta yang di harapkan Laras pun dapat terwujud. Cinta sejati akan ada meski ada halangan ataupun rintangan, jika kita berusaha mendapatkannya. Setiap hari, hampir tak luput mereka mengobrol dan bercanda ria lewat sms ataupun mengobrol di cafe ataupun taman yang merupakan tempat favorit mereka saat bertemu. 

                     Keesokan harinya, Alfa menelfon Laras dan mengajak Laras untuk bertemu di taman yang biasa mereka kunjungi. “Laras, bisakah kamu datang ke taman sekarang juga?”, tanya Alfa dengan pelan. “Hmmmm, bisa. Emang ada apa Alfa?”, jawab Lola dengan panik. “Gag ada apa – apa kok, aku cuman mau kasih sesuatu ke kamu”, ujar Alfa. Akhirnya Laras pergi ke taman dan bertemu Alfa. Laras merasakan tidak enak yang akan terjadi sama Alfa. “Huh, kenapa aku ngrasain gag enak gini yah? Apa yang akan terjadi?”, kata Lola dalam hati. “Laras, sebelumnya aku pernah kasih kalung ke kamu. Dan sekarang aku ingin kasih kamu sebuah kotak musik. Jika kamu rindu aku, bukalah kotak musik ini dan ingatlah aku!. Aku ingin kamu tak pernah melupakan aku meskipun aku nantinya bakal ninggalin kamu”, kata Alfa dengan sedih. “Kamu kok ngomong gitu sich Al;? Aku pasti akan slalu cinta kamu kok Al sampai kapanpun. Dan aku berharap kamu akan slalu ada buat aku”, sahut Laras sambil memegang tangannya Alfa. Alfa pun mengajak Laras pergi ke salah satu pohon besar yang ada di taman. Dan dia menulis “Alfa Love Laras” di pohon tersebut dengan sebuah pisau. “Alfa? Me too”, kata Laras tersenyum bahagia sambil memegang tulisan “Alfa Love Laras” di pohon itu. Hari telah sore, Alfa dan Laras pulang bersama dengan mengendarai mobil miliknya Alfa.

                     Di tengah perjalanan, tiba – tiba ada kucing hitam yang melewati jalan. Dan Alfa menghindari kucing itu, tapi mobil yang dikendarai Alfa dan Laras malah menabrak sebuah pohon. Orang – orang disekitar kejadian itu, datang dan menolong Alfa dan Laras. Salah satu orang tersebut memanggil ambulance. Banyak darah yang ada di kepala Alfa, sedangkan Laras hanya tergores saja di bagian kepalanya. Sesampai di rumah sakit, nyawa Laras masih dapat tertolong namun Alfa tidak bisa tertolong lagi. Saat Laras sadar, dia bingung dia tak tau Alfa sekarang ada dimana. Dia berusaha tanya kepada seorang suster yang ada disampingnya. “Suster, dimana teman saya yang satu mobil dengan saya?”, tanya Laras pada suster. “Teman mbak yang kemaren sudah meninggal dan sekarang sudah dimakamkan”, jawab suster. “Apa? Ini tidak mungkin. Kenapa kamu cepat sekali ninggalin aku Alfa?”, Kata Laras sambil memegang kepalanya dengan muka tak percaya. Air matanya terus mengalir, dia ingin sekali pergi ke makamnya Alfa namun tubuhnya masih lemah belum kuat untuk berjalan tegak. Tak lama kemudian, Laras pulang dari rumah sakit, dia sudah sehat namun dia sering sekali melamun dan menyendiri di kamar. Dia sering ngelihatin fotonya dia bersama Alfa yang ada di meja kamarnya, memegang kalung, dan membuka kotak musik yang di kasih Alfa dulu.

                      Orang tuanya Laras sangat prihatin dan tidak tega melihat keadaannya Laras yang terlalu terpuruk dengan kepergiannya Alfa. Akhirnya orang tuanya Laras memutuskan bahwa mereka akan memindahkan sekolah Laras ke luar kota tempat neneknya tinggal. Laras pun mau memenuhi perintah orang tuanya. Tahun tlah berganti, Laras pun sudah menjadi orang yang ceria kembali tetapi dia masih saja memikirkan Alfa. Tak satupun yang ia lupa akan cerita cintanya bersama Alfa. Libur sekolah pun tiba, Laras memutuskan akan berkunjung ke rumahnya yang ada di Malang itu untuk bertemu dengan orang tuanya dan mau berziarah ke makamnya Alfa. Sesampai di Malang, tempat pertama yang ia ingin kunjungi yaitu makamnya Alfa. “Alfa, apakah kamu disana bahagia?”, kata Laras dalam hati dengan meneteskan air mata. Tak sengaja dia bertemu seorang laki – laki tampan yang bernama Rama. Rama tersenyum kepadanya dan mengajak tuk berkenalan dengannya. Setelah itu, Rama mengajak Laras untuk pulang bersama.

0 comment:

Posting Komentar